Wednesday, April 20, 2016

KADERISASI DAN KUALITAS KEPEMIMPINAN




KADERISASI DAN KEPEMIMPINAN
Kaderisasi kepemimpinan adalah proses mempersiapkan seseorang menjadi pemimpin
penganti di masa depan yang akan memikul tanggung jawab penting dan besar dalam
lingkungan suatu organisasi. Mengapa kaderisasi diperlukan? Karena semua manusia
termasuk yang sekarang menjadi pemimpin, suatu saat pasti akan mengakhiri
kepemimpinanya, baik dikehendaki maupun tidak. Proses tersebut dapat terjadi karena:
1.      Adanya ketentuan periodeisasi kepemimpinan
2.   Adanya penolakan dari anggota kelompok yang menghendaki pergantian kepemimpinan baik wajar maupun tidak.
3.      Proses alamiah, menjadi tua dan kehilangan kemampuan memimpin
4.      Agar tersedia jumlah pemimpin yang berkualitas.

PROSES KADERISASI TERDIRI DARI DUA MACAM
1.      Kaderisasi Informal
Untuk melahirkan seseorang pemimpin yang berkualitas diperlukan proses jangka waktu yang cukup lama, seluruh kehidupan seseorang sejak masa kanak-kanak dan remaja merupakan masa kaderisasi untuk menjadi pemimpin dalam upaya membentuk pribadi, agar memiliki keungulan dalam aspek-aspek yang dibutuhkan untukl mampu bersaing. Kaderisasi disebut juga sebagai proses pendidikan termasuk proses belajar dilingkungan sekolah, pendidikan keluarga, peluang dalam kurikulum dalam program ekstrakurikuler serta lingkungan.
2.      Kaderisasi formal
Formal adalah usaha mempersiapkan calon-calon pemimpin untuk masa depan secara terencana, teratur, dan sistematis dan terarah. Untuk itu proses kaderisasi mengikuti kurikulum yang telah di desain secara khusus yang harus dilaksanakan selama jangka waktu tertentu dan berisi bahan-bahan teoritis dan praktik tentang kepemimpinan dan bahan-bahan lain sebagai mendukung.

SIFAT-SIFAT KADERISASI KEPEMIMPINAN DARI SIFAT INTERN DAN SIFAT ESKTERN
Kaderisasi kepemimpinan formal yang bersifat intern adalah :
  1. Memberi kesempatan menduduki jabatan pemimpin pembantu
  2. Latihan kepemimpinan didalam atau diluar organisasi
  3. Penugasan sebagi pucuk pimpinan suatu unit
 Kaderisasi Kepemimpinan formal yang bersifat ekstern adalah :
  1.  Menyelesaikan sejumlah generasi muda lulusan lembaga pendidikan jenis dan jenjang tertentu, untuk diangkat mempimpin suatu unit yang sesuai atau ditugaskan magang sebelum unit memimpin berikutnya.
  2.  Menyelesaikan sejumlah generasi muda lulusan lembaga pendidikan jenis dan jenjang tertentu, ditugaskan belajar pada lembaga pendidikan yang lebih tinggi didalam atau di luar negeri.
  3.  Memesan sejumlah generasi muda dari lembaga pendidikan formal dengan program khusus atau spesialisasi.

FUNGSI KADERISASI
1.         Melakukan rekrutmen anggota baru. Penanaman awal nilai organisasi agar anggota baru bisa paham dan bergerak menuju tujuan organisasi.
2.         Menjalankan proses pembinaan, penjagaan, dan pengembangan anggota
Membina anggota dalam setiap pergerakkannya. Menjaga anggota dalam nilai-nilai organisasi dan memastikan anggota tersebut masih sepaham dan setujuan. Mengembangkan skill dan knowledge anggota agar semakin kontributif.
3.         Menyediakan sarana untuk pemberdayaan potensi anggota sekaligus sebagai pembinaan dan pengembangan aktif. Kaderisasi akan gagal ketika potensi anggota mati dan anggota tidak terberdayakan.
4.  Mengevaluasi dan melakukan mekanisme kontrol organisasi. Kaderisasi bisa menjadi evaluator organisasi terhadap anggota. Sejauh mana nilai-nilai itu terterima anggota, bagaimana dampaknya, dan sebagainya.(untuk itu semua, diperlukan perencanaan sumber daya anggota sebelumnya)

Lima penyebab utama yang harus diatasi oleh pemimpin yang dapat berakibat anggota organisasi tidak kreatif dan inovatif, yaitu :
1.                  Suasana dan kondisi organisasi
2.                  Kepribadian anggota organisasi
3.                  Tekanan rekan sejawat
4.                  Sikap pimpinan pada jenjang bawahan
5.                  Kurang dorongan dan pelatihan

UPAYA-UPAYA PEMIMPIN DALAM BERUSAHA KREATIF DALAM BEKERJA
Pemimpin  adalah orang yang kreatif dan berusaha untuk kreatif dalam bekerja untuk itu pemimpin melakukan upaya-upaya sebagai berikut :
1.      Memberikan prioritas terhadap pekerjaan sehari-hari untuk diberikan perhatian yang lebih besar.
2.      Dalam pengaturan waktu sisihkan secara khusus waktu untuk memikirkan pekerjaan.
3.      Berikan kesempatan dan pertimbangan saran dari anggota organisasi.
4.    Sediakan juga waktu untuk membawa bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan dari berbagai sumber.
5.      Sediakan waktu untuk mengikuti kegiatan pelatihan dalam arti luas.
Beberapa ide atau pemikiran mendasar yang harus dimiliki oleh pemimpin dalam meningkatkan kualitas berpikir, yaitu :
1.      Pemikiran tentang pekerjaan manajerial
2.      Pemikiran tentang kepemimpinan
3.      Pemikiran karier manajerial
4.      Pemikiran peranan profesional SDM
5.      Pemikiran tentang pengelolaan tentang global
6.      Pemikiran sumber-sumber keunggulan kompetitif

Kaderisasi Kepemimpinan Dalam Organisasi
Pemimpin yang baik bukan di lihat dari seberapa banyak pengikutnya, dan seberapa lama ia memimpin, tapi terlihat dari seberapa banyak ia bisa menciptakan pemimpin-pemimpin baru.
Kaderisasi atau menciptakan pemimpin baru merupakan tugas besar dalam kepemimpinan, dimana kaderisasi kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting dan vital di lingkungan organisasi.
Intinya adalah, “bagaimana cara menciptakan pemimpin yang lebih baik lagi “.
Beberapa cara agar kaderisasi kepemimpinan itu berjalan seperti yang kita harapkan adalah sebagai berikut:
Beri Kepercayaan
Memberi kepercayaan kepada staf atau bawahan Anda,  biarkan mereka melakukan apa yang mereka anggap benar, namun arahan strategis/konsep yang matang telah anda berikan. Setelah itu lakukan evaluasi terkait kerja yang telah dia kerjakan tetapi, sifatnya bukan menggurui, namun pembahasan bersama menuju arah yang terbaik bagi perusahaan.
Beri Semangat dan Motivasi
Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam organisasi Apabila terdapat beberapa hal yang tidak sejalan dengan pakem-pakem yang telah ditetapkan, berilah feedback (umpan balik / evaluasi) kepada staff Anda tersebut. Jangan pernah marah-marah, apalagi memaki staff tersebut, karena hal itu akan membuat dia trauma dan bernyali kecil, dampak negatifnya adalah dia jadi takut untuk mengambil keputusan, karena khawatir dengan resiko yang akan dihadapi.
Menjalin Kedekatan.
Jalinlah  kedekatan dengan staf Anda, secara terbuka dan rileks membahas situasi perusahaan dari beberapa aspek (organisasi, pemasaran, operasional, keuangan, dll), sesekali mintai pendapatnya. Anda pun menjabarkan  konsep-konsep pemikiran Anda dalam membangun sebuah Organisasi.
Apabila kedekatan telah terjalin, dan perasaan respek dan dihargai (oleh Anda kepada staff tersebut) telah dia rasakan, maka dia akan percaya dan mau mengikuti arahan Anda, sehingga ia siap menjadi pemimpin selanjutnya.









PROFIL KEPEMIMPINAN




SIFAT DASAR KEPEMIMPINAN
  1. Kecakapan memahami individual, artinya mengetahui bahwa setiap manusia mempunyai daya motivasi yang berbeda pada berbagai saat dan keadaan yang berlainan.
  2. Kemampuan untuk menggugah semangat dan memberi inspirasi.
3. Kemampuan untuk melakukan tindakan dalam suatu cara yang dapat mengembangkan suasana(iklim) yang mampu memenuhi dan sekaligus menimbulkan dan mengendalikan motivasi-motivasi (Tatang M. Amirin, 1983:15). 

ELEMEN DASAR KEPEMIMPINAN
1) Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi [relation consept], artinya kepemimpinan hanya ada dalam relasi dengan orang lain, maka jika tiadak ada pengikut atau bawahan, tak ada pemimpin.
2) Kepemimpinan merupakan suatu proses, artinya proses kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu otoritas atau posisi jabatan saja, karena dipandang tidak cukup memadai untuk membuat seseorang menjadi pemimpin, artinya seorang pemimpin  harus melakukan sesuatu.
3) Kepemimpinan berarti mempengaruhi orang-orang lain untuk mengambil tindakan, artinya seorang pemimpin harus berusaha mempengaruhi pengikutnya dengan berbagai cara, seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model (menjadi teladan), penetapan sasaran, memberi imbalan dan hukuman, restrukrisasi organisasi, dan mengkomunikasikan sebuah visi.

TEORI KEPEMIMPINAN
a.    Teori Genetik
Penganut teori ini berpendapat bahwa, “pemimpin itu dilahirkan bukan dibentuk”  [Leaders are born and not made]. Pandangan terori ini bahwa, seseorang akan menjadi pemimpin karena “keturunan” atau ia telah dilahirkan dengan “membawa bakat” kepemimpinan. Teori keturunan ini,  dapat saja terjadi, karena  seseorang dilahirkan telah “memiliki potensi” termasuk “memiliki potensi atau bakat” untuk memimpin dan inilah yang disebut dengan faktor “dasar”. Dalam realitas,  teori keturunan ini biasanya dapat terjadi di kalangan bangsawan atau keturunan raja-raja, karena orang tuanya menjadi raja maka seorang anak yang lahir dalam keturunan tersebut akan diangkan menjadi raja.
b.    Teori Sosial
Penganut teori ini berpendapat bahwa,  seseorang yang menjadi pemimpin dibentuk dan bukan dilahirkan (Leaders are made and not born).  Penganut teori berkeyakinan bahwa semua orang itu sama dan mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin. Tiap orang mempunyai potensi atau bakat untuk menjadi pemimpin, hanya saja paktor lingkungan atau faktor pendukung yang mengakibatkan potensi tersebut teraktualkan atau tersalurkan dengan baik dan inilah yang disebut dengan faktor “ajar” atau “latihan”.
c.    Teori Ekologik
Penganut teori ini berpendapat bahwa,  seseorang akan menjadi pemimpin yang baik “manakala dilahirkan” telah memiliki bakat kepemimpinan. Kemudian bakat tersebut dikembangkan melalui  pendidikan, latihan, dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang telah dimiliki.
Jadi, inti dari teori ini yaitu seseorang yang akan menjadi pemimpin merupakan perpaduan antara faktor keturunan, bakat, dan lingkungan yaitu faktor pendidikan, latihan dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan bakat tersebut dapat teraktualisasi dengan baik.

Teori-teori dalam kepemimpinan
Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
1. Teori Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal “The Greatma Theory”. Dalam perkembangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat-sifat itu antara lain: sifat fisik, mental dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain:
a)   Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rat-rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
b)   Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panic dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
c)    Motivasi diri dan dorongan berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
d)   Sikap hubungan kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya.
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan kearah 2 hal, yaitu:
*  Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
*      Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
3. Teori kewibawaan pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
4. Teori kepemimpinan situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
5. Teori kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

TIPE DAN GAYA KEPEMIMPINAN

1. Tipe Kharismatik
Tipe ini mempunyai daya tarik dan pembawaan yang luar biasa, sehingga mereka mempunyai pengikut yang jumlahnya besar. Kesetiaan dan kepatuhan pengikutnya  timbul dari kepercayaan terhadap pemimpin itu. Pemimpin dianggap mempunyai kemampuan yang diperoleh dari kekuatan
Yang Maha Kuasa.

2. Tipe Paternalistik
Tipe Kepemimpinan dengan sifat-sifat antara lain;
a. Menganggap bawahannya belum dewasa
b. bersikap terlalu melindungi
c. Jarang memberi kesempatan bawahan untuk mengambil keputusan
d. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

3. Tipe Otoriter
Pemimpin tipe otoriter mempunyai sifat sebagai berikut:
a. Pemimipin organisasi sebagai miliknnya
b. Pemimpin bertindak sebagai dictator
c. Cara menggerakkan bawahan dengan paksaan dan ancaman.

4. Tipe Militeristik
Dalam tipe ini pemimpin mempunyai siafat sifat:
a. menuntut kedisiplinan yang keras dan kaku
b. lebih banyak menggunakan system perintah
c. menghendaki keputusan mutlak dari bawahan
d. Formalitas yang berlebih-lebihan
e. Tidak menerima saran dan kritik dari bawahan
f. Sifat komunikasi hanya sepihak

5. Tipe Demokrasi
Tipe demokrasi mengutamkan masalah kerja sama sehingga terdapat koordinasi pekerjaan dari semua bawahan. Kepemimpinan demokrasi menghadapi potensi sikap individu, mau mendengarkan saran dan kritik yang sifatnya membangun. Jadi pemimpin menitik beratkan pada aktifitas setiap anggota kelompok, sehingga semua unsure organisasi dilibatkan dalam akatifitas, yang dimulai penentuan tujuan,, pembuatan rencana keputusan, disiplin.

SYARAT-SYARAT KEPEMIMPINAN

1. Kekuasaan
Kekuasaaan adalah otorisasi dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu dalam rangka penyelesaian tugas tertentu.

2. Kewibawaan
Kewibawaan merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan sehingga pemimpin mampu mengatur orang lain dan patuh padanya.

3. Kemampuan
Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan kecakapan secara teknis maupun social, yang melebihi dari anggota biasa. Sementara itu Stodgill yang dikutip James A. Lee menyatakan pemimpin itu harus mempunyai kelebihan sebagai persyaratan, antara lain:
1. Kepastian, kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara, kemampuan menilai.
2. Prestasi, gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu.
3. Tangggung jawab, berani, tekun, mandiri, kreatif, ulet, percaya diri, agresif.
4. Partisipasi aktif, memiliki stabilitas tinmggi, kooperatif, mampu bergaul.
5. Status, kedudukan social ekonomi cukup tinggidan tenar.