PERILAKU
ORGANISASI
PENGERTIAN
PERILAKU ORGANISASI
Perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
mengamati tentang pengaruh perilaku individu, kelompok dan perilaku dalam
struktur organisasi dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan guna memperbaiki
keefektifan organisasi.
Pada perilaku keorganisasian dikembangkan teori-teori
baru, metode dan teknik ilmu pengetahuan sosial dalam hubungan perorangan
sampai pada hubungan kebudayaan.
Perilaku organisasi konsern dengan situasi hubungan
manusia, sebab hal ini erat kaitannya dengan pekerjaan, absensi, pergantian
karyawan, produktivitas, prestasi seseorang dan manajemen. Perilaku
keorganisasian juga meliputi: motivasi, perilaku dan kekuatan/tenaga
kepemimpinan, komunikasi antar personal, struktur kelompok dan proses, konflik,
desain pekerjaan, dan stres.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ORGANISASI
1.
Peningkatan produktifitas
Organisasi dikatakan produktif jika tujuan dapat
dicapai dan proses pencapaian tersebut dilakukan dengan merubah masukan menjadi
keluaran dengan biaya yang paling rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
produktifitas berhubungan dengan keefektifan dan keefisienan.
2.
Pengurangan kemangkiran
Kemangkiran adalah tindakan tidak masuk kerja tanpa
alasan. Tingkat kemangkiran yang tinggi dapat berdampak langsung pada
keefektifan dan efisiensi organisasi.
3.
Penurunan Turn Over
Turn over adalah pengunduran diri secara permanen dari
organisasi.
4.
Peningkatan kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah perbedaan antara banyaknya
ganjaran yang diterima karyawan dan banyaknya yang mereka yakini harus mereka
terima. Karyawan dikatakan merasakan puas bila perbedaan bernilai positif
secara perhitungan matematis.
FAKTOR –
FAKTOR YANG MENGHAMBAT PRILAKU ORGANISASI
1.
Keterbatasan sumber daya (resource limition)
Hal ini terjadi karena terbatasnya sumber daya yang
dimiliki, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, sehingga tidak
mampu membiayai perubahan yang diharapkan.
2.
Terperangkap oleh biaya (Sunk Cost)
Perubahan yang diharapkan dilaksanakan dalam
organisasi dapat terhambat karena organisasi terperangkap oleh biaya yang harus
dikeluarkan untuk kekayaan yang tidak dapat dengan cepat diuangkan sebagai
akibat investasi pada kekayaan tetap yang memberikan hasil (ROI) tidak sesuai
dengan yang diharapkan.
3. Akumulasi hambatan-hambatan perilaku yang bersifat
resmi (accumulations of official constrain’s on Behaviour).
Hambatan-hambatan ini dapat berupa status,
ketentuan-ketentuan hokum, hubungan personal didalam struktur organisasi ,dan
lain-lain, yang semakin berpengalaman suatu organisasi, semakin berkembang
ketentuan-ketentuan resmi yang melembaga dan membatasi perilaku
individu-individu didalamnya.
4.
Hambatan-hambatan perilaku yang tidak resmi dan
tidak direncakan.
Hambatan ini datang melalui kelompok informal didalam
organisasi formal, berupa antara lain sabotase bawahan terhadap program
perubahan.
5.
Kesepakatan antar organisasi
Perubahan organisasi juga dapat terhambat oleh
kesepakatan organisasi dengan organisasi lain. Kesepakatan ini dapat berupa
kontak kerja, kesepakatan dengan pelanggan (perjanjian jual beli), kesepakatan
dengan pesaing (melalui OPS), kesepakatan untuk mematuhi ketentuan pemerintah,
dan lain-lain.
Untuk melaksanakan perubahan didalam organisasi, maka
hambatan-hambatan tersebut harus dapat diantisipasi dan diatasi, mengingat
bahwa perubahan didalam organisasi merupakan tuntutan yang perlu dilaksanakan
seiring dengan laju dinamika masyarakat tempat organisasi berbeda. Perubahan
ini dapat dilaksanakn sebagai keharusan atau secara sukarela (involuntary
change or voluntary change).
PERILAKU ORGANISASI MEMPUNYAI TIGA DIMENSI KONSEP, YAITU :
1.
Dimensi Konsep
Dimensi konsep mencakup ilmu pngetahuan, sosiologi,
antropologi budaya, dan seluaruh elemen sosial yang mempengaruhi berdirinya ilmu
pengetahuan yang saling berkaitan.
2.
Dimensi Sistem
Dimensi sistem mencakup bagaimana proses manajemen
yang dilakukan untuk melakukan suatu kegiatan secara efektif dan efisien yang
di kemas dengan pendekatan-pendekatan matematis atau logika.
3.
Dimensi Manusia
Dimensi manusia adalah faktor penentu dalam organisasi
yang tercermin dari ilmu psikologi.karena,adanya organisai adalah adanya
manusia. (Miftah Toha dan Reni Rosari, UGM)
RUANG LINGKUP PRILAKU ORGANISASI
Perilaku Organisasi, sesungguhnya terbentuk dari
perilaku-perilaku individu atau kelompok yang terdapat dalam organisasi
tersebut. Oleh karena itu – sebagaimana telah disinggung diatas – pengkajian
masalah perilaku organisasi jelas akan meliputi atau menyangkut pembahasan
mengenai perilaku individu atau kelompok. Dengan demikian dapat dilihat bahwa
ruang lingkup kajian ilmu perilaku organisasi hanya terbatas pada dimensi
internal dari suatu organisasi. Dalam kaitan ini, aspek-aspek yang menjadi
unsur-unsur, komponen atau sub sistem dari ilmu perilaku organisasi antara lain
adalah : motivasi, kepemimpinan, stres dan atau konflik, pembinaan karir,
masalah sistem imbalan, hubungan komunikasi, pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan, produktivitas dan atau kinerja (performance), kepuasan, pembinaan dan pengembangan
organisasi (organizational development),
dan sebagainya.Sementara itu aspek-aspek yang merupakan dimensi eksternal
organisasi seperti faktor ekonomi, politik, sosial, perkembangan teknologi,
kependudukan dan sebagainya, menjadi kajian dari ilmu manajemen strategik (strategic management). Jadi, meskipun faktor eksternal
ini juga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan organisasi
dalam mewujudkan visi dan misinya, namun tidak akan dibahas dalam konteks ilmu
perilaku organisasi.
PENDEKATAN PERILAKU ORGANISASI
1.
Pendekatan tradisional
Tokoh-tokoh dalam pendekatan tradisional
seperti W. Taylor dan Max Weber. Pendekatan tradisional
memberikan kontribusi dalam studi manajemen antara lain :Telah mengenalkan
teori-teori rasional yang sebelumnya belum ada,Memusatkan perhatian pada
peningkatan produktifitas dan kualitas Menyediakan mekanisme administratif yang
sesuai bagi organisasi,
2.
Penerapan pembagian kerja,
Meletakkan landasan mengenai efisiensi metode kerja
dan organisasi,mengembangkan prinsip-prinsip yang umum dalam
manajemen.Pendekatan ini kemudian banyak ditinggalkan karena hanya menekankan
aturan-aturan formal, spesialisasi, pembagian tanggung jawab yang jelas dengan
member perhatian relatif kecil terhadap arti penting personal dan kebutuhan
sosial dari individu-individu yang berada dalam organisasi.
3.
Pendekatan hub.kerja kemanusiaan (human relation
approach)
Tokoh-tokoh dalam pendekatan ini seperti Elton
Mayo. Pendekatan hubungan kerja kemanusiaan memberikan beberapa sumbangan pemikiran
dan hipotesisi baru, antara lainSecara eksplisit pertama kali mengenalkan
peranan dan pentingnya hubungan interpersonal dalam perilaku kelompok.
KELEMAHAN PENDEKATAN PERILAKU ORGANISASI
1.
Mengesampingkan pengaruh struktur organisasi terhadap perilaku
individu,
2. Memandang organisasi sebagai sistem tertutup dan
mengabaikan kekuatan lingkungan politik, ekonomi, dan lingkungan yang lain,
3.
Tidak menjelaskan pengaruh kesatuan kerja terhadap
sikap dan perilaku individu,
4. Meremehkan motifasi keinginan untuk berpartisipasi
dalam pembuatan keputusan dan kesadaran sendiri berkaitan dengan segala
sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan,
5. Memusatkan perhatian pada pengaruh kelompok kecil
namun mengabaikan pengaruh struktur sosial yang lebih luas.
0 comments:
Post a Comment