PENDEKATAN DALAM
KEPEMIMPINAN
Menurut stoner kepemimpinan adalah sebagai proses mengarahkan dan
mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas
Ada tiga implikasi penting dalam pendekatan kepemimpinan:
1.
kepemimpinan melibatkan orang lain (
bawahan atau pengikut ), kualitas seorang pemimpin ditentukan oleh bawahan
dalam menerima pengarahan dari pemimpin.
2.
kepemimpinan merupakan pembagian yang
tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Pemimpin mempunyai
wewenang untuk mengarahkan beberapa dari kegiatan anggota kelompok dan
sebaliknya anggota kelompok atau bawahan secara tidak langsung mengarahkan
kegiatan pimpinan.
3.
kepemimpinan disamping dapat
mempengaruhi bawahan juga mempunyai pengaruh. Dengan kata lain seorang pimpinan
tidak dapat mengatakan kepada bawahan apa yang harus dikerjakan tapi juga
mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintah pemimpin.
Menurut Yulk
dalam Samba Salim (2009) terdapat empat macam pendekatan yang dapat digunakan
untuk mempelajari kepemimpinan yaitu:
1.
Pendekatan Ciri (Trait Approach)
Pendekatan ini menekankan pada atribut-atribut pribadi dari para pemimpin.
Dasar dari pendekatan ini adalah asumsi adalah bahwa beberapa orang merupakan
pemimpin alamiah yang dianugerahi dengan beberapa ciri yang tidak dipunyai
orang lain. Dengan demikian, penelitian yang menggunakan pendekatan ini
difokuskan untuk menemukan beberapa ciri atau sifat dari pemimpin yang dianggap
sukses serta mencari keterkaitan antara sifat atau ciri tersebut dan
keefektifan kelompok atau organisasi.
2.
Pendekatan Perilaku (Behavior Approach)
Pendekatan perilaku berlandaskan pemikiran bahwa keberhasilan atau
kegagalan pemimpin ditentukan oleh gaya bersikap dan bertindak dari pemimpin
yang bersangkutan. Penelitian mengenai perilaku dibagi ke dalam dua kategori
umum. Kategori pertama adalah penelitian mengenai sifat dari pekerjaan
manajerial yang menguji bagaimana para manajer memanfaatkan waktu mereka, dan
mencoba untuk menjelaskan isi dari kegiatan-kegiatan manajerial dengan
menggunakan kategori isi yang disebut sebagai peran, fungsi, serta tanggung
jawab manajerial. Penelitian kategori yang kedua adalah membandingkan perilaku
dari para pemimpin yang efektif dan tidak efektif. Para peneliti mencoba untuk
mempelajari cara para pemimpin mendelegasikan tugas, berkomunikasi, memotivasi
bawahan dan sebagainya. Penelitian mengenai perilaku memperlihatkan bahwa
perilaku kepemimpinan yang sesuai untuk situasi tertentu, belum tentu sesuai
untuk situasi yang lain.
3.
Pendekatan Kekuasaan–Pengaruh (Power –Influence
Approach)
Pendekatan ini menganggap bahwa kekuasaan sangat penting bukan hanya untuk
mempengaruhi bawahan, tetapi juga untuk mempengaruhi rekan sekerja, atasan dan
orang-orang di luar organisasi. Banyak penelitian menggunakan pendekatan
kuasa-pengaruh yang mencoba menjelaskan efektivitas kepemimpinan dalam konteks
dan jumlah kekuasaan yang dimiliki pemimpin, jenis kekuasaan dan bagaimana
kekuasaan itu digunakan.
4.
Pendekatan Situasional
Pendekatan situasional menekankan pada pentingnya faktor-faktor kontekstual
seperti sifat pekerjaan yang dilaksanakan oleh unit pemimpin, sifat lingkungan
eksternal dan karakteristik para pengikut. Penelitian dengan pendekatan
situasional dibagi dalam dua kategori. Kategori yang pertama adalah
memperlakukan perilaku manajerial sebagai sebuah variabel independen dan para
peneliti mencoba menemukan bagaimana perilaku tersebut dipengaruhi oleh
aspek-aspek situasional seperti jenis organisasi atau posisi manajerial.
Kategori yang kedua adalah mengidentifikasi aspek-aspek yang “melunakkan”
hubungan dari perilaku atau ciri pemimpin terhadap efektivitas kepemimpinan.
Asumsinya adalah bahwa pola perilaku yang berbeda atau pola ciri akan menjadi
efektif di dalam situasi yang berbeda-beda dan bahwa pola perilaku atau pola
ciri tidaklah optimal dalam semua situasi.
0 comments:
Post a Comment