MAKALAH PENGARUH BUDAYA ATAS PERILAKU
ORGANISASI
DISUSUN OLEH:
ABRAR SADIN SPINOZA
FITRI NUR HASANAH
MELIA ROSA
FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2016
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Kata yang terucap pertama kali adalah
”Alhamdulillah” Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Makalah yang berjudul "Pengaruh budaya
atas perilaku organisasi ". Dalam penulisan makalah ini tentu
memiliki tujuan yaitu memenuhi tugas dari mata kuliah Perilaku Organisasi
Kepemimpinan dimana dapat membimbing mahasiswa Program S1 manajemen sehingga
memiliki kemampuan untuk menyusun makalah tersebut sebagai salah satu tugas
yang diberikan oleh pengajar.
Didalam
makalah ini penulis mendapat banyak bantuan baik segi moral, materi dan
spiritual dari berbagai pihak Atas, maka penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada Allah Swt. Yang mana telah memberikan kelancaran dalam pembuatan makalah
ini meskipun berbagai rintangan kami lalui
tetapi sekarang alhamdulillah makalah ini telah selesai berjalan lancar
semoga makalah tersebut dapat berguna bagi pembaca nya.
Demikian
semoga jerih payah yang kami tulis dapat berguna khususnya bagi lingkungan
akademik pembelajaran. Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna.
Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Jakarta,
15 Mei 2016
Abrar
Sadin Spinoza
Fitri
Nur Hasanah
Melia
Rosa
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................... i
Daftar Isi......................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 2
PEMBAHASAN............................................................................................................... 3
1.1. Asas budaya organisasi........................................................................... 3
1.2.
Kesamaan dan
perbedaan budaya organisas..................................... 6
1.3. Budaya organisasi dan dampaknya........................................................ 7
PENUTUP ......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
Pendahuluan
Suatu
organisasi dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh karena itu,
keberhasilan suatu organisasi ditunjukkan oleh kemampuannya mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan
sangat ditentukan oleh kinerja organisasi yang sangat dipengaruhi oleh faktor
eksternal maupun internal organisasi.
Perilaku organisasi hakikatnya mendasarkan pada ilmu
perilaku itu sendiri yang dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah
laku manusia dalam suatu organisasi. Kerangka dasar bidang pengetahuan ini
harus didukung paling sedikit dua komponen, yakni individu-individu yang
berperilaku dan organisasi formal sebagai wadah dari perilaku itu. Ciri
peradaban manusia yang bermasyarakat senantiasa ditandai dengan keterlibatannya
dalam suatu organisasi tertentu. Itu berarti bahwa manusia tidak bisa
melepaskan dirinya untuk tidak terlibat pada kegiatan-kegiatan berorganisasi.
Pendekatan perilaku dalam organisasi mempertaruhkan
bahwa manusia dalam organisasi adalah suatu unsur yang kompleks, dan karena
adanya suatu kebutuhan pemahaman teori yang didukung oleh riset yang empiris
sangat diperlukan sebelum diterapkan dalam mengelola manusia itu sendiri secara
efektif. Untuk memahami aspek-aspek manusia sebagai suatu dimensi dalam
organisasi maka diperlukan pendekatan ilmu perilaku organisasi.
Dalam sebuah organisasi juga terdapat budaya
organisasi. Sebagaimana budaya-budaya suku memiliki pantangan yang mengatur
bagaimana masing-masing anggota suku bertindak terhadap sesama anggota suku dan
terhadap orang dari luar suku, maka suatu organisasi juga memiliki budaya yang
mengatur bagaimana anggota-anggotanya bersikap.
Pengaruh budaya organisasi terhadap perilaku organisasi amat signifikan. Karena itu menciptakan budaya organisasi yang sifatnya unik untuk setiap organisasi amatlah penting. Untuk itu pada makalah ini akan dibahas mengenai budaya organisasi atas perilaku organisasi.
Pengaruh budaya organisasi terhadap perilaku organisasi amat signifikan. Karena itu menciptakan budaya organisasi yang sifatnya unik untuk setiap organisasi amatlah penting. Untuk itu pada makalah ini akan dibahas mengenai budaya organisasi atas perilaku organisasi.
A.
Budaya Organisasi
Menurut
pemahaman kami, budaya organisasi mengandung pengertian lingkup yang luas.
Bangsa-bangsa di dunia mempunyai budaya sendiri yang menjadi budaya nasional.
Demikian pula setiap organisasi dapat mempunyai budaya sendiri yang berbeda
dengan organisasi lainnya. Inilah yang disebut dengan budaya organisasi. Dengan
demikian budaya organisai adalah budaya yang diterapkan pada lingkup organisasi
tertentu. Pada hakikatnya yang dimaksud dengan budaya organisasi adalah budaya
yang menjadi acuan didalam organisasi.
Masyarakat terdiri dari manusia dan budayanya. Para
ahli antropologi sering kali menggunakan istilah sociocultural. Mereka berpendapat
bahwa budaya suatu bangsa dipelajari, diyakini bersama, dan bahwa budaya
tersebut mendefinisikan batasan untuk berbagai kelompok yang berbeda dan
berbagai aspek budaya nasional, oleh karena itu, budaya nasional merupakan
suatu gabungan total dari keyakinan, ritual, peraturan, adat, artifak, dan
institusi yang menentukan ciri populasi tersebut. Nilai, norma, adat, dan ritual budaya
tidak muncul begitu saja, tetapi berkembang melalui evolusi dan dipengaruhi
oleh politik, agama, bahasa, dan aspek budaya yang lain. Individu dan kelompok
dalam masyarakat memainkan suatu peran dalam perjalanan yang ditempuh oleh
budaya selama beberapa waktu.
Budaya dan sub – budaya suatu bangsa mempengaruhi
bagaimana transaksi organisasi dilakukan. Pengetahuan, rasa hormat, rasa
fleksibilitas dalam mengikuti perbedaan budaya nasional telah menjadi faktor
penting untuk dipertimbangkan oleh manajer dalam rencana yang mereka buat.
Belajar bekerjasama dalam sebuah dunia yang dipengaruhi oleh perbedaan budaya
nasional menjadi persyaratan utama manajemen yang efektif. Manajemen perlu
memahami budaya nasional dan berbagai karakteristik budaya organisasi.
1.
Pengertian
budaya organisasi
Budaya
adalah suatu pola asusmsi dasar yang ditemukan dan dikembangkan oleh suatu
kelompok tertentu karena mempelajari dan menguasai masalah adaptasi eksternal
dan integrasi internal, yang telah bekerja cukup baik untuk dipertimbangkan
secara layak dan karena itu diajarkan pada anggota baru sebagai cara yang
dipersepsikan, berfikir dan dirasakan dengan benar dalam hubungan dengan masalah tersebut (Edgar Schein, 1997:12).
Dalam
pandangan Jeff Cartwright (1999:11), budaya adalah penentu yang kuat dari
keyakinan, sikap dan perilaku orang, dan pengaruh dapat diukur melalui
bagaimana orang termotivasi untuk merespons pada lingkungan budaya mereka. Atas
dasar itu Cartwright mendefenisikan budaya sebagai sebuah kumpulan orang yang
termotivasi yang berbagi tujuan, leyakinan dan nilai-nilai yang sama, dan dapat
diukur dalam bentulk pengaruh pada motivasi.Dari pendapat para pakar tersebut
dapat disimpulkan bahwa budaya merupakan pola kegiatan manusia yang secara
sistematis diturunkandari generasi ke generasi melalui berbagai proses
pembelajaran untuk menciptakan cara hidup tertentu yang paling cocok dengan
lingkungannya.
2.
Peran Budaya Organisasi
Dari pengertian budaya organisasi di atas, tampak
bahwa budaya organisasi memiliki peran yang sangat strategis untuk mendorong
dan meningkatkan efektifitas kinerja organisasi, khususnya kinerja manajemen
dan kinerja ekonomi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Peran
budaya organisasi adalah sebagai alat untuk menentukan arah organisasi,
mengarahkan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, bagaimana
mengalokasikan sumber daya dan mengelola sumber daya organisasional, dan juga
sebagai alat untuk menghadapi masalah dan peluang dari lingkungan internal dan
eksternal.
3.
Tingkat Budaya
Schein
membagi ke dalam tiga tingkatan budaya, yaitu:
a.
Artifacts, yaitu
struktur dan proses organisasional purba yang dapat diamati tapi sulit
ditafsirkan.
b.
Espaused Values,
yaitu tujuan, strategi dan filsafat
c. Basic
Underlaying Assumptions, yaitu kepercayaan, persepsi, perasaan yang menjadi
sumber nilai dan tindakan.
Jika dihubungkan dengan nilai, tingkatan budaya dapat
dibagi menurut kuantitas dan kualitas sharing ( keberbagian ) suatu nilai dalam
masyarakat:
· Semakin banyak
anggota masyarakat ( aspek kuantitatif ) yang menganut, memiliki dan menaati
suatu nilai, maka semakin tinggi tingkat budayanya.
·
Semakin mendasar
penataan nilai ( aspek kualitatif ), semakin kuat budayanya
4.
Hal-hal yang Mempengaruhi Budaya Organisasi
Menurut Piti Sithi-Amnuai bahwa pembentukan budaya
organisasi terjadi tatkala anggota organisasi belajar menghadapi masalah, baik
masalah-masalah yang menyangkut perubahan eksternal maupun masalah internal
yang menyangkut persatuan dan keutuhan organisasi. Pembentukan budaya akademisi dalam
organisasi diawali oleh para pendiri (founder) institusi melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut :
·
Seseorang
mempunyai gagasan untuk mendirikan organisasi.
·
Ia menggali dan
mengarahkan sumber-sumber baik orang yang sepaham dan setujuan dengan dia
(SDM), biaya dan teknologi.
·
Mereka meletakan
dasar organisasi berupa susunan organisasi dan tata kerja.
Menurut Vijay Sathe dengan melihat asumsi dasar yang
diterapkan dalam suatu organisasi yang membagi “Sharing Assumption” Sharing
berarti berbagi nilai yang sama atau nilai yang sama dianut oleh sebanyak
mungkin warga organisasi. Asumsi nilai yang berlaku sama ini dianggap sebagai
faktor-faktor yang membentuk budaya organisasi yang dapat dibagi menjadi :
· Share things,
misalnya pakaian seragam seperti pakaian Korpri untuk PNS, batik PGRI yang
menjadi ciri khas organisasi tersebut.
· Share sayings,
misalnya ungkapan-ungkapan bersayap, ungkapan slogan, pemeo seprti didunia
pendidikan terdapat istilah Tut wuri handayani, Baldatun thoyibatun wa robbun ghoffur
diperguruan muhammadiyah.
· Share doing,
misalnya pertemuan, kerja bakti, kegiatan sosial sebagai bentuk aktifitas rutin
yang menjadi ciri khas suatu organisasi seperti istilah mapalus di Sulawesi,
nguopin di Bali.
· Share feeling,
turut bela sungkawa, aniversary, ucapan selamat, acara wisuda mahasiswa dan
lain sebagainya.
Sedangkan menurut pendapat dari Dr. Bennet Silalahi
bahwa budaya organisasi harus diarahkan pada penciptaan nilai (Values) yang
pada intinya faktor yang terkandung dalam budaya organisasi harus mencakup
faktor-faktor antara lain: : keyakinan, nilai, norma, gaya, kredo dan keyakinan
terhadap kemampuan pekerja. Untuk mewujudkan tertanamnya budaya organisasi
tersebut harus didahului oleh adanya integrasi atau kesatuan pandangan barulah
pendekatan manajerial yang bisa dilaksanakan antara lain berupa :
·
Menciptakan
bahasa yang sama dan warna konsep yang muncul.
·
Menentukan
batas-batas antar kelompok.
·
Distribusi
wewenang dan status.
·
Mengembangkan
syariat, tharekat dan ma’rifat yang mendukung norma kebersamaan.
·
Menentukan
imbalan dan ganjaran
·
Menjelaskan
perbedaan agama dan ideologi.
Selain share assumption dari Sathe, faktor value dan
integrasi dari Bennet ada beberapa faktor pembentuk budaya organisasi lainnya
dari hasil penelitian David Drennan selama sepuluh tahun telah ditemukan dua
belas faktor pembentuk budaya organisasi /perusahaan/budaya kerja/budaya
akdemis yaitu :
·
Pengaruh dari
pimpinan /pihak yayasan yang dominan
·
Sejarah dan
tradisi organisasi yang cukup lama.
·
Teknologi,
produksi dan jasa
·
Industri dan
kompetisinya/ persaingan.
·
Pelanggan/stakehoulder
akademis
·
Harapan
perusahaan/organisasi
·
Sistem informasi
dan kontrol
·
Peraturan dan
lingkungan perusahaan
·
Prosedur dan
kebijakan
·
Sistem imbalan
dan pengukuran
·
Organisasi dan
sumber daya
·
Tujuan, nilai
dan mottos
5.
Mitos
Budaya Organisasi
Dalam
budaya organisasi dikenal adanya beberapa mitos. Mitos merupakan suatu
kepercayaan yang dianut, namun belum tentu mengandung kebenaran. Mitos
berkenaan dengan budaya organisasi adalah sebagai berikut :
a. Budaya
merupakan alat yang cepat untuk menetapkan setiap persoalan.
b. Budaya
dan strategi tidak ada hubungannya satu sama lain.
c. Budaya
menolak semua perubahan
d. Perubahan
budaya dapat dikelola
e. Kepemimpinan
tingkat atas merupakan kunci untuk menanamkan budaya korporasi yang kuat
f. Orang
bergantung pada budaya yangdiketahui bahkan ketika sudah tidak relevan lagi.
g. Strong
culture bersifat monopolitis
6.
Tipe
budaya organisasi
Sesuai
dengan pemahaman sebelummnya, budaya organisasi merupakan filosofi dasar
organisasi yang memuat keyakinan, norma-norma dan nilai-nilai bersama yang
menjadi karakteristik inti tentang bagaimana cara melakukan sesuatu dalam
organisasi.
Luasnya
pengertian budaya organisasi tersebut membuka peluang timbulnya berbagai
pandangan pula tentang adanya tipe-tipe budaya organisasi. Pendapat mereka
beragam dengan justifikasi dan sudut pandang masing-masing.
Menurut Robert Kreitner
dan Angelo Kinicki (2001:75) mengemukakan adanya tiga tipe umum budaya
organisasi, yaitu :
-) Contruktive Culture
adalah budaya dimana pekerja didorong untuk berinteraksi dengan orang lain dan
bekerja pada tugas dan proyek dengan cara yang akan membantu mereka dalam pemuasan
kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang. Tipe budaya ini mendukung keyakinan
normatif terkait dengan prestasi, aktualisasi diri, dorongan kemanusiaan, dan
afiliasi.
-) Passive-defensive
culture mempunyai karakteristik menolak keyakinan bahwqa pekerja harus
berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang tidak menantang keamanan kerja
mereka sendiri. Budaya ini memperkuat
keyakinan normatif berkaitan dengan penilaian, kebiasaan, ketergantungan dan
penghindaran.
-) Aggresive-defensive
culture mendorong pekerja mendekati tugas dengan cara memaksa dengan maksud
melindungi status dan keamanan kerja mereka. Tipe budaya ini mempunyai
karakteristik keyakinan normatif mencerminkan oposisi, kekuatan, kompetitif,
dan perfeksionis.
7.
Fungsi
budaya organisasi
Fungsi
budaya organisasi menunjukkan peran atau kegunaan dari budaya organisasi.
Fungsi budaya organisasi menurut Robert Kreitner (2001:73) adalah:
a. Memberi
anggota identitas organisasional, menjadikan perusahaan diakui sebagai
perusahaan yang inovatif dengan mengembangkan produik baru. Identitas oprganisasi
menunjukan ciri khas yang membedakan dengan organisasi lainnya yang mempunyai
sifat khas yang berbeda.
b. Memfasilitasi
komitmen kolektif, perusahaan mampu membuat pekerjanya bangga menjadi bagian daripadanya.
c. Anggota
organisasi mempunyai komitmen bersama tentang norma-norma dalam organisasi yang
harus diikuti dan tujuan bersama yang harus dicapai.
d. Meningkatkan
stabilitas sistem sosial sehingga mencerminkan bahwa lingkungan kerja dirasakan
positif
Fungsi budaya
organisasi menunjukkan peranan atau kegunaan dari budaya organisasi. Berikut
adalah fungsi dari budaya organisasi:
a. Memberi
anggota identitas organisasional, menjadikan perusahaan diakui sebagai
perusaahan yang inovatif dengan mengembangkan produk baru.
b. Memfasilitasi
kemitmen kolektif, perusahaan mampu membuat pekerjaannya daripadanya.
c. Meningkatkan
stabilitas sistem sosial sehingga mencerminkan bahwa lingkungan kerja dirasakan
positif dan diperkuat, konflik dan perubahan dapat dikelola secara efektif.
d. Membentuk
perilaku dengan membantu anggota menyadari atas lingkungannya. Budaya
organisasi dapat menjadi alat untuk membuat orang berfikir sehat dan masuk akal.
B.
Kesamaan dan Perbedaan Budaya Organisasi
Diantara budaya
organisasi menunjukkan adanya kesamaan dakam sifat-sifatnya, namun disisi lain
juga menampakkan adanya perbedaan-perbedaan diantaranya.
Kesamaan
Pembentukkan budaya
memungkinkan makhluk hidup menyesuaikan pada lingkungan karen amemperoleh
atribut budaya seperti bahsa dan organisasi kelompok. Meskipun budaya individu
sering berbeda karena perbedaan iklim dan geografis, semua budaya mempunyai
prinsip yang sama.
Perbedaan
Variasi budaya dapat
menyebabkan perbenturan budaya dari : Kepribadian, metode, perilaku, sikap, dan
gaya manajemen. Ketika budaya yang berbeda berinteraksi terutama bilamana orang
hidup dan bekerja bersama, saling pengertian dan toleransi perbedaan budaya
adalah penting untuk harmoni budaya. Namun, harmoni budaya memerlukan saling
pengertian, toleransi, dan fleksibilitas.
Variasi budaya
merupakan model untuk mengembangkan gaya budaya baru. Dimensi yang membuat
budaya bervariasi adalah management style, bias, values, individualism, change,
constituency, identity, strategy.
1.
Mengembangkan
budaya organisasi
Antara budaya
organisasi dengan sumber daya manusia terdapat hubungan yang bersifat saling
mempengaruhi. Budaya organisasi dibentuk oleh pendiri dan pemimpin organisasi
dan pada gilirannya budaya organisai akan mempengaruhi sumber daya manusia yang
masuk kedalamnya, namun tidak tertutup kemungkinan masuknya sumber daya manusia
baru dapat mempengaruhi perubahan budaya organisasi.
Budaya organisasi tidak
bersifat statis, seperti halnya manusia budaya organisasi yang lebih dewasa
yang lebih dewasa akan lebih mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan.
C.
Budaya Organisasi dan Dampaknya
Budaya organisasi melibatkan ekspektasi, nilai, dan
sikap bersama, hal tersebut memberikan pengaruh pada individu, kelompok, dan
proses organisasi. Sebagai contoh, anggota di arahkan untuk menjadi warga
negara yang baik dan saling akur. Oleh
karena itu, jika budaya pelayanan konsumen berkualitas di nilai penting,
individu di harapkan untuk menerapkan perilaku ini. Oleh karena itu, jika
merujuk pada suatu rangkaian prosedur
yang spesifik dalam berhadapan dengan konsumen merupakan norma yang di
terima, maka jenis perilaku ini akan diharapkan, diakui, dan diberi
penghargaan. Membedakan budaya yang kuat dengan budaya yang
lemah sering kali berguna. Budaya
yang kuat di cirikan oleh adanya karyawan yang memiliki nilai inti
bersama. Semakin banyak karyawan yang berbagi dan menerima nilai inti, semakin
kuat budaya, dan semakin besar pengaruh nya terhadap perilaku. Organisasi
keagamaan, sekte, dan beberapa perusahaan jepang, seperti toyota, merupakan
contoh organisasi yang memiliki budaya
yang kuat dan berpengaruh.
1.
Mempengaruhi
perubahan budaya
Perubahan
skala besar dalam sebuah organisasi biasanya membutuhkan suatu perubahan dalam
budaya organisasi dan juga pengaruh langsung atas masing-masing bawahan. Dengan
mengubah budaya sebuah organisasi, manajemen puncak secara tidak langsung dapat
mempengaruhi motivasi dan perilaku dari para anggota organisasi.
a. Cara-cara
utama untuk budaya mempengaruhi
Para
pemimpin dapat mempengaruhi budaya sebuah organisasi dalam beragam cara Menurut
Scheim (1992), lima mekanisme utama menawarkan potensi besar untuk di tanam kan
dan menguatkan aspek budaya
· Perhatian. Para pemimpin menyampaikan
prioritas, nilai dan perhatian mereka dengan pilihan mereka akan hal-hal yang
di tanyakan, diukur, diberikan komentar, dipuji dan di kecam
· Reaksi terhadap krisis. Karena emosi
yang mengelilingi krisis, respon seorang pemimpin terhadap nya dapat
mengirimkan sebuah pesan yang kuat tentang nilai dan asumsi.
· Pembuatan model peran. Para pemimpin
dapat memanfaat kan nilai dan harapan dengan tindakan mereka sendiri khusunya
tindakan yang memperlihatkan kesetiaan, pengorbanan diri dan pelayanan di luar
panggilan tugas.
·
Alokasi penghargaan. Kriteria yang di
gunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan penghargaan memberikan tanda
apa yang dihargai oleh organisasi.
· Kriteria untuk seleksi dan
pemberhentian. Para pemimpin dapat mempengaruhi budaya dengan pilihan mereka
akan kriteria untuk perekrutan, seleksi, mempromosi kan dan memberhentikan
orang.
b.
Pengaruh
gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap komitmen
Keberhasilan
seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang dimiliki akan menunjang
terbentuknya suatu gaya kepemimpinan yang efektif keputusan yamg diambil oleh
seorang pemimpin membawa pengaruh besar terhadap kelangsungan kegiatan dan
perkembangan perusahaan budaya yang kuat merupakan landasan kinerja suatu
organisasi.
Jika
terdapat budaya yang tidak kondusif dalam suatu organisasi maka mungkin dapat
mempengaruhi karyawan dalam melakukan aktifitasnya dan secara langsung
mempengaruhi kinerja masing-masing karyawan hasil uji ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh terhadap gaya kepemimpinan terhadap
komitmen organisasi mengetahui besarnya komitmen pengaruh budaya organisasi
secara simultan terhadap komitmen organisasi perusahaan atau lembaga yang
digunakan adalah data primer yaitu yang dikumpulkan melalui wawancara,kuesioner
dan studi perpustakaan yang diambil dalam suatu perusahaan ataupun organisasi
sampel yang diambil adalah karyawan perusahaan berdasarkan hasil penelitian
yang terkumpul dianalisa secara kualitatif mengenai pendapat responden kemudian
digunakan analisa kuantitatif dengan menggunakan metode statistika.
Dalam
hal tersebut ada juga yang disebutkan dengan hubungan antara kepemimpinan
dengan budaya organisasi jadi antara kedua tersebut memiliki hubungan yang erat
kepemimpianan dan budaya organisasi merupakan fenomena yang sangat bergantung,
sebab setiap aspek dari kepemimpinan akhirnya membentuk budaya organisasi
apabila kita memasuki kantor atau organisasi lainnya yang memiliki pemimpin
berbeda hal ini terjadi pada suatu organisasi yaitu seperti etos kerja
karyawan, tem work, kesejukan, ketenangan, sikap, dll. Yang semuanya tergambarkan
budaya yang ada dalam organisasi tersebut.
Budaya
diciptakan oleh pemimpin dan pemimpin-pemipin diciptakannya dari budaya-budaya
bila perilaku bawahan sesuai dengan program yang telah digariskan yang sesuai
program dengan nilai yang diperoleh nya adalah tinggi sebaliknya bila perilaku
individu dalam organisasi jauh dari kebenaran sebagaimana yang dituangkan dalam
program kerja oleh pemimpin maka dsitulah rendah dengan nilai dan dengan
demikian budaya yang diciptakan oleh pemimpinnya.
D.
PERILAKU ORGANISASI
Memahami perilaku orang dalam organisasi kini
dianggap penting karena perhatian manajemen seperti produktivitas karyawan,
kualitas kehidupan kerja, tekanan pekerjaan, dan kemajuan karir terus menjadi
berita utama,Pandangan multidisiplin dari perilaku organisasi mengilustrasikan
sejumlah poin penting. Pertama, perilaku organisasi merupakan suatu cara
berpikir. Perilaku dipandang beroperasi pada tingkat individu, kelompok, dan
organisasi. Pendekatan ini menyarankan bahwa ketika kita mempelajari perilaku
organisasi, kita harus mengidentifikasikan dengan jelas tingkat analisis yang
digunakan (individu, kelompok, atau organisasi. Kedua, perilaku organisasi
adalah multidisiplin. Ini berarti bahwa ilmu ini menggunakan prinsip, model,
teori, dan metode dari berbagai disiplin yang lain. Ketiga, terdapat orientasi
humanistik yang tampak jelas dalam perilaku organisasi. Orang dan sikap,
persepsi, kapasitas pembelajaran, perasaan, dan tujuan mereka merupakan hal
yang penting bagi organisasi. Keempat, bidang perilaku organisasi berorientasi
pada kinerja. Kelima, karena bidang perilaku organisasi sangat bergantung pada
disiplin yang diakui, peran metode ilmiah dalam mempelajari variabel dan
hubungan dianggap penting.
Karena metode ilmiah digunakan dalam penelitian
mengenai perilaku organisasi, serangkaian prinsip dan petunjuk mengenai apa
yang membentuk penelitian yang baik telah muncul. Keenam, bidang perilaku
organisasi memiliki orientasi penerapan yang jelas, bidang ini berkaitan dengan
pencarian akan jawaban yang berguna bagi pertanyaan yang muncul dalam konteks
pengelolaan organisasi.
1.
Pengertian Perilaku Organisasi
Perilaku
organisasi memiliki beberapa pengertian antara lain:
a.
Perilaku
organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia
dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu.
b. Menurut Larry L
Cummings bahwa perilaku organisasi adalah suatu cara berpikir, suatu cara untuk
memahami persoalan-persoalan dan menjelaskan secara nyata hasil-hasil penemuan
berikut tindakan-tindakan pemecahan.
c. Menurut Joe
Kelly bahwa perilaku organisasi dapat dirumuskan sebagai suatu sistem studi
dari sifat organisasi, seperti misalnya: bagaimana organisasi dimulai, tumbuh
dan berkembang, dan bagaimana pengaruhnya terhadap anggota-anggota sebagai
individu, kelompok-kelompok pemilih, organisasi-organisasi lainnya dan
institusi-institusi yang lebih besar
Serentetan definisi tentang perilaku organisasi
selalu titik awal pemberangkatannya dimulai dari perilaku manusia dan atau
lebih banyak menekankan pada aspek-aspek psikologi dari tingkah laku
individu.Hal-hal lain yang kiranya bisa dipertimbangkan, seperti yang
dijelaskan oleh Duncan, antara lain:
· Studi perilaku
organisasi termasuk di dalamnya bagian-bagian yang relevan dari semua ilmu
tingkah laku yang berusaha menjelaskan tindakan-tindakan manusia di dalam
organisasi.
· Perilaku
organisasi sebagaimana suatu disiplin mengenal bahwa individu dipengaruhi oleh
bagaimana pekerjaan diatur dan siapa yang bertanggung jawab untuk
pelaksanaannya.
·
Walaupun dikenal
adanya keunikan pada individu, namun perilaku organisasi masih memusatkan pada
kebutuhan manajer untuk menjamin bahwa keseluruhan pekerjaan bisa dijalankan.
Larry L Cummings memberikan suatu analisis perbedaan
antara perilaku organisasi dengan disiplin lain yang erat hubungannya dengan
ilmu perilaku. Menurut Cummings perbedaan yang dimaksud adalah sebagai berikut
:
· Perbedaan antara
perilaku organisasi dengan psikologi organisasi, antara lain : psikologi
organisasi membatasi konstruksi penjelasannya pada tingkat psikologi saja, akan
tetapi perilaku organisasi konstruksi penjelasannya berasal dari multi
disiplin. Kesamaan keduanya adalah kedua bidang tersebut menjelaskan perilaku
orang-orang di dalam suatu organisasi.
· Perbedaan antara
perilaku organisasi dengan teori organisasi didasarkan pada dua perbedaan
antaranya unit analisisnya dan pusat variabel tak bebas. Perilaku organisasi
dirumuskan sebagai suatu studi dari tingkah laku individu dan kelompok di dalam
suatu organisasi dan penerapan dari ilmu pengetahuan tertentu. Teori organisasi
adalah studi tentang susunan, proses, dan hasil-hasil dari organisasi itu
sendiri.
· Perbedaan antara
perilaku organisasi dengan personnel dan Human Resources adalah bahwa perilaku
organisasi lebih menekankan pada orientasi konsep , sedangkan personnel dan
human resources menekankan pada teknik dan teknologi.
Perilaku organisasi dapat dipahami lewat suatu
penelaahan dari bagaimana organisasi itu dimulai, tumbuh, dan berkembang, dan
bagaimana pula suatu struktur, proses, dan nilai dari suatu sistem tumbuh
bersama-sama yang memungkinkan mereka dipelajari dan disesuaikan pada
lingkungan.
2.
Tujuan Perilaku Organisasi
Tujuan dari perilaku
organisasi adalah untuk membantu menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan
perilaku manusia.
a.
Penjelasan
Ketika kita mencari jawaban dari mengapa seseorang
atau sekelompok orang melakukan sesuatu, kita sebenarnya sedang mencari
penjelasan mengenai tujuannya. Dari sudut pandang manajemen, tujuan ini
dipandang kurang begitu penting dibandingkan dengan dua sasaran lainnya, karena
sasaran tersebut terjadi setelah adanya fakta. Namun, jika kita ingin memahami
sebuah fenomena, kita harus memulai dengan mencoba menjelaskannya. Selanjutnya,
kita dapat menggunakan pemahaman ini untuk menentukan penyebabnya.
b.
Prediksi
Tujuan dari melakukan prediksi adalah untuk
memfokuskan diri pada kejadian di masa mendatang. Prediksi berusaha menentukan
hasil apa yang akan didapatkan dari suatu tindakan tertentu. Seorang manajer
sebuah dari pabrik kecil yang berusaha memperkirakan bagaimana reaksi para
karyawan terhadap pemasangan peralatan robot baru, telah melakukan prediksi.
Berdasarkan ilmu perilaku organisasi, manajer tersebut dapat meramalkan reaksi
perilaku terhadap perubahan. Tentu saja terdapat berbagai cara untuk
mengimplementasikan perubahan besar tersebut. Jadi manajer dapat memperkirakan
tanggapan para karyawan terhadap beberapa intervensi perubahan. Dengan cara ini
manajer dapat mengantisipasi pendekatan mana yang akan menghasilkan tingkat resistensi
karyawan yang paling rendah dan menggunakan informasi ini dalam pengambilan.
c.
Pengendalian
Tujuan perilaku organisasi adalah menggunakan ilmu
perilaku organisasi untuk mengendalikan perilaku untuk meningkatkan efektivitas
pekerjaan mereka.
Kesimpulan
Jadi
rangkuman dari semua hal yang mengenai pengaruh budaya organisasi yaitu
bagaimana perilaku dan watak pemimpin tidak tercampurnya dengan budaya asing
atau luar sehingga tidak menjadikan perilaku pemimpin yang tidak berkompeten dan
merugikan perusahaan atau organisasi lainnya.
Budaya sangat berpengaruh sekali
terhadap perilaku dalam sebuah organisasi. Karena budaya organisasi melibatkan
ekspektasi, nilai, dan sikap bersama yang dapat memberikan pengaruh pada
individu, kelompok, dan proses organisasi. Budaya organisasi juga sebagai
perspektif untuk memahami perilaku individu dan kelompok dalam suatu organisasi
Saran
Dalam
pembelajaran perilaku organisasi yang berpengaruh dalam budaya organisasi maka
dari itu dalam gaya cara kepemimpinan harus memulai dengan cara membaur kepada
bawahannya, aktif dalam sebagai mediator yang disebut pembicara yang baik dan
efektif
Daftar
Pustaka
Yukl, Gary. 2009. Kepemimpinan Dalam Organisasi. New
York: P tindeks
Wibowo. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: Ptraja
Grafindo Persada
Konopaske,
Robert. 2006. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta: Erlangga
Pudjosumedi.
2010. Organisasi dan Kepemimpinan. Jakarta: Uhamka Press
0 comments:
Post a Comment