Wednesday, June 15, 2016

MAKALAH PENGARUH BUDAYA ATAS PERILAKU ORGANISASI

MAKALAH PENGARUH BUDAYA ATAS PERILAKU ORGANISASI







DISUSUN OLEH:
ABRAR SADIN SPINOZA
FITRI NUR HASANAH
MELIA ROSA


FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2016



KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

 Kata yang terucap pertama kali adalah ”Alhamdulillah” Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Makalah  yang berjudul "Pengaruh budaya atas perilaku organisasi ". Dalam penulisan makalah ini tentu memiliki tujuan yaitu memenuhi tugas dari mata kuliah Perilaku Organisasi Kepemimpinan dimana dapat membimbing mahasiswa Program S1 manajemen sehingga memiliki kemampuan untuk menyusun makalah tersebut sebagai salah satu tugas yang diberikan oleh pengajar.
Didalam makalah ini penulis mendapat banyak bantuan baik segi moral, materi dan spiritual dari berbagai pihak Atas, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Allah Swt. Yang mana telah memberikan kelancaran dalam pembuatan makalah ini meskipun berbagai rintangan kami lalui  tetapi sekarang alhamdulillah makalah ini telah selesai berjalan lancar semoga makalah tersebut dapat berguna bagi pembaca nya.
Demikian semoga jerih payah yang kami tulis dapat berguna khususnya bagi lingkungan akademik pembelajaran. Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Jakarta, 15 Mei 2016
Abrar Sadin Spinoza
Fitri Nur Hasanah
Melia Rosa


DAFTAR ISI


Kata Pengantar...............................................................................................................        i
Daftar Isi.........................................................................................................................        ii

 PENDAHULUAN ............................................................................................................      2
PEMBAHASAN...............................................................................................................        3
1.1. Asas budaya organisasi...........................................................................           3
                   1.2. Kesamaan dan perbedaan budaya organisas.....................................              6
1.3. Budaya organisasi dan dampaknya........................................................            7
 PENUTUP ......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA










Pendahuluan

Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh karena itu, keberhasilan suatu organisasi ditunjukkan oleh kemampuannya mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan sangat ditentukan oleh kinerja organisasi yang sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal organisasi.
Perilaku organisasi hakikatnya mendasarkan pada ilmu perilaku itu sendiri yang dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam suatu organisasi. Kerangka dasar bidang pengetahuan ini harus didukung paling sedikit dua komponen, yakni individu-individu yang berperilaku dan organisasi formal sebagai wadah dari perilaku itu. Ciri peradaban manusia yang bermasyarakat senantiasa ditandai dengan keterlibatannya dalam suatu organisasi tertentu. Itu berarti bahwa manusia tidak bisa melepaskan dirinya untuk tidak terlibat pada kegiatan-kegiatan berorganisasi. 
Pendekatan perilaku dalam organisasi mempertaruhkan bahwa manusia dalam organisasi adalah suatu unsur yang kompleks, dan karena adanya suatu kebutuhan pemahaman teori yang didukung oleh riset yang empiris sangat diperlukan sebelum diterapkan dalam mengelola manusia itu sendiri secara efektif. Untuk memahami aspek-aspek manusia sebagai suatu dimensi dalam organisasi maka diperlukan pendekatan ilmu perilaku organisasi.
Dalam sebuah organisasi juga terdapat budaya organisasi. Sebagaimana budaya-budaya suku memiliki pantangan yang mengatur bagaimana masing-masing anggota suku bertindak terhadap sesama anggota suku dan terhadap orang dari luar suku, maka suatu organisasi juga memiliki budaya yang mengatur bagaimana anggota-anggotanya bersikap. 
Pengaruh budaya organisasi terhadap perilaku organisasi amat signifikan. Karena itu menciptakan budaya organisasi yang sifatnya unik untuk setiap organisasi amatlah penting. Untuk itu pada makalah ini akan dibahas mengenai budaya organisasi atas perilaku organisasi. 


A.   Budaya Organisasi
Menurut pemahaman kami, budaya organisasi mengandung pengertian lingkup yang luas. Bangsa-bangsa di dunia mempunyai budaya sendiri yang menjadi budaya nasional. Demikian pula setiap organisasi dapat mempunyai budaya sendiri yang berbeda dengan organisasi lainnya. Inilah yang disebut dengan budaya organisasi. Dengan demikian budaya organisai adalah budaya yang diterapkan pada lingkup organisasi tertentu. Pada hakikatnya yang dimaksud dengan budaya organisasi adalah budaya yang menjadi acuan didalam organisasi.
Masyarakat terdiri dari manusia dan budayanya. Para ahli antropologi sering kali menggunakan istilah sociocultural. Mereka berpendapat bahwa budaya suatu bangsa dipelajari, diyakini bersama, dan bahwa budaya tersebut mendefinisikan batasan untuk berbagai kelompok yang berbeda dan berbagai aspek budaya nasional, oleh karena itu, budaya nasional merupakan suatu gabungan total dari keyakinan, ritual, peraturan, adat, artifak, dan institusi yang menentukan ciri populasi tersebut. Nilai, norma, adat, dan ritual budaya tidak muncul begitu saja, tetapi berkembang melalui evolusi dan dipengaruhi oleh politik, agama, bahasa, dan aspek budaya yang lain. Individu dan kelompok dalam masyarakat memainkan suatu peran dalam perjalanan yang ditempuh oleh budaya selama beberapa waktu. 
Budaya dan sub – budaya suatu bangsa mempengaruhi bagaimana transaksi organisasi dilakukan. Pengetahuan, rasa hormat, rasa fleksibilitas dalam mengikuti perbedaan budaya nasional telah menjadi faktor penting untuk dipertimbangkan oleh manajer dalam rencana yang mereka buat. Belajar bekerjasama dalam sebuah dunia yang dipengaruhi oleh perbedaan budaya nasional menjadi persyaratan utama manajemen yang efektif. Manajemen perlu memahami budaya nasional dan berbagai karakteristik budaya organisasi.
1.      Pengertian budaya organisasi
Budaya adalah suatu pola asusmsi dasar yang ditemukan dan dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu karena mempelajari dan menguasai masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal, yang telah bekerja cukup baik untuk dipertimbangkan secara layak dan karena itu diajarkan pada anggota baru sebagai cara yang dipersepsikan, berfikir dan dirasakan dengan benar dalam hubungan dengan  masalah tersebut (Edgar Schein, 1997:12).
Dalam pandangan Jeff Cartwright (1999:11), budaya adalah penentu yang kuat dari keyakinan, sikap dan perilaku orang, dan pengaruh dapat diukur melalui bagaimana orang termotivasi untuk merespons pada lingkungan budaya mereka. Atas dasar itu Cartwright mendefenisikan budaya sebagai sebuah kumpulan orang yang termotivasi yang berbagi tujuan, leyakinan dan nilai-nilai yang sama, dan dapat diukur dalam bentulk pengaruh pada motivasi.Dari pendapat para pakar tersebut dapat disimpulkan bahwa budaya merupakan pola kegiatan manusia yang secara sistematis diturunkandari generasi ke generasi melalui berbagai proses pembelajaran untuk menciptakan cara hidup tertentu yang paling cocok dengan lingkungannya.
2.      Peran Budaya Organisasi
Dari pengertian budaya organisasi di atas, tampak bahwa budaya organisasi memiliki peran yang sangat strategis untuk mendorong dan meningkatkan efektifitas kinerja organisasi, khususnya kinerja manajemen dan kinerja ekonomi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Peran budaya organisasi adalah sebagai alat untuk menentukan arah organisasi, mengarahkan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, bagaimana mengalokasikan sumber daya dan mengelola sumber daya organisasional, dan juga sebagai alat untuk menghadapi masalah dan peluang dari lingkungan internal dan eksternal. 
3.      Tingkat Budaya
Schein membagi ke dalam tiga tingkatan budaya, yaitu: 
a.       Artifacts, yaitu struktur dan proses organisasional purba yang dapat diamati tapi sulit ditafsirkan.
b.      Espaused Values, yaitu tujuan, strategi dan filsafat
c.      Basic Underlaying Assumptions, yaitu kepercayaan, persepsi, perasaan yang menjadi sumber nilai dan tindakan.
Jika dihubungkan dengan nilai, tingkatan budaya dapat dibagi menurut kuantitas dan kualitas sharing ( keberbagian ) suatu nilai dalam masyarakat:
·       Semakin banyak anggota masyarakat ( aspek kuantitatif ) yang menganut, memiliki dan menaati suatu nilai, maka semakin tinggi tingkat budayanya.
·         Semakin mendasar penataan nilai ( aspek kualitatif ), semakin kuat budayanya
4.      Hal-hal yang Mempengaruhi Budaya Organisasi
Menurut Piti Sithi-Amnuai bahwa pembentukan budaya organisasi terjadi tatkala anggota organisasi belajar menghadapi masalah, baik masalah-masalah yang menyangkut perubahan eksternal maupun masalah internal yang menyangkut persatuan dan keutuhan organisasi. Pembentukan budaya akademisi dalam organisasi diawali oleh para pendiri (founder) institusi melalui tahapan-tahapan sebagai berikut : 
·         Seseorang mempunyai gagasan untuk mendirikan organisasi.
·         Ia menggali dan mengarahkan sumber-sumber baik orang yang sepaham dan setujuan dengan dia (SDM), biaya dan teknologi.
·         Mereka meletakan dasar organisasi berupa susunan organisasi dan tata kerja.
Menurut Vijay Sathe dengan melihat asumsi dasar yang diterapkan dalam suatu organisasi yang membagi “Sharing Assumption” Sharing berarti berbagi nilai yang sama atau nilai yang sama dianut oleh sebanyak mungkin warga organisasi. Asumsi nilai yang berlaku sama ini dianggap sebagai faktor-faktor yang membentuk budaya organisasi yang dapat dibagi menjadi : 
·   Share things, misalnya pakaian seragam seperti pakaian Korpri untuk PNS, batik PGRI yang menjadi ciri khas organisasi tersebut.
·    Share sayings, misalnya ungkapan-ungkapan bersayap, ungkapan slogan, pemeo seprti didunia pendidikan terdapat istilah Tut wuri handayani, Baldatun thoyibatun wa robbun ghoffur diperguruan muhammadiyah.
·      Share doing, misalnya pertemuan, kerja bakti, kegiatan sosial sebagai bentuk aktifitas rutin yang menjadi ciri khas suatu organisasi seperti istilah mapalus di Sulawesi, nguopin di Bali.
·       Share feeling, turut bela sungkawa, aniversary, ucapan selamat, acara wisuda mahasiswa dan lain sebagainya.
Sedangkan menurut pendapat dari Dr. Bennet Silalahi bahwa budaya organisasi harus diarahkan pada penciptaan nilai (Values) yang pada intinya faktor yang terkandung dalam budaya organisasi harus mencakup faktor-faktor antara lain: : keyakinan, nilai, norma, gaya, kredo dan keyakinan terhadap kemampuan pekerja. Untuk mewujudkan tertanamnya budaya organisasi tersebut harus didahului oleh adanya integrasi atau kesatuan pandangan barulah pendekatan manajerial yang bisa dilaksanakan antara lain berupa :
·         Menciptakan bahasa yang sama dan warna konsep yang muncul.
·         Menentukan batas-batas antar kelompok.
·         Distribusi wewenang dan status.
·         Mengembangkan syariat, tharekat dan ma’rifat yang mendukung norma kebersamaan.
·         Menentukan imbalan dan ganjaran
·         Menjelaskan perbedaan agama dan ideologi.
Selain share assumption dari Sathe, faktor value dan integrasi dari Bennet ada beberapa faktor pembentuk budaya organisasi lainnya dari hasil penelitian David Drennan selama sepuluh tahun telah ditemukan dua belas faktor pembentuk budaya organisasi /perusahaan/budaya kerja/budaya akdemis yaitu : 
·         Pengaruh dari pimpinan /pihak yayasan yang dominan
·         Sejarah dan tradisi organisasi yang cukup lama.
·         Teknologi, produksi dan jasa
·         Industri dan kompetisinya/ persaingan.
·         Pelanggan/stakehoulder akademis
·         Harapan perusahaan/organisasi
·         Sistem informasi dan kontrol
·         Peraturan dan lingkungan perusahaan
·         Prosedur dan kebijakan
·         Sistem imbalan dan pengukuran
·         Organisasi dan sumber daya
·         Tujuan, nilai dan mottos
5.      Mitos Budaya Organisasi
Dalam budaya organisasi dikenal adanya beberapa mitos. Mitos merupakan suatu kepercayaan yang dianut, namun belum tentu mengandung kebenaran. Mitos berkenaan dengan budaya organisasi adalah sebagai berikut :
a.       Budaya merupakan alat yang cepat untuk menetapkan setiap persoalan.
b.      Budaya dan strategi tidak ada hubungannya satu sama lain.
c.       Budaya menolak semua perubahan
d.      Perubahan budaya dapat dikelola
e.       Kepemimpinan tingkat atas merupakan kunci untuk menanamkan budaya korporasi yang kuat
f.       Orang bergantung pada budaya yangdiketahui bahkan ketika sudah tidak relevan lagi.
g.      Strong culture bersifat monopolitis
6.      Tipe budaya organisasi
Sesuai dengan pemahaman sebelummnya, budaya organisasi merupakan filosofi dasar organisasi yang memuat keyakinan, norma-norma dan nilai-nilai bersama yang menjadi karakteristik inti tentang bagaimana cara melakukan sesuatu dalam organisasi.
Luasnya pengertian budaya organisasi tersebut membuka peluang timbulnya berbagai pandangan pula tentang adanya tipe-tipe budaya organisasi. Pendapat mereka beragam dengan justifikasi dan sudut pandang masing-masing.
Menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2001:75) mengemukakan adanya tiga tipe umum budaya organisasi, yaitu :
-) Contruktive Culture adalah budaya dimana pekerja didorong untuk berinteraksi dengan orang lain dan bekerja pada tugas dan proyek dengan cara yang akan membantu mereka dalam pemuasan kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang. Tipe budaya ini mendukung keyakinan normatif terkait dengan prestasi, aktualisasi diri, dorongan kemanusiaan, dan afiliasi.
-) Passive-defensive culture mempunyai karakteristik menolak keyakinan bahwqa pekerja harus berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang tidak menantang keamanan kerja mereka sendiri. Budaya  ini memperkuat keyakinan normatif berkaitan dengan penilaian, kebiasaan, ketergantungan dan penghindaran.
-) Aggresive-defensive culture mendorong pekerja mendekati tugas dengan cara memaksa dengan maksud melindungi status dan keamanan kerja mereka. Tipe budaya ini mempunyai karakteristik keyakinan normatif mencerminkan oposisi, kekuatan, kompetitif, dan perfeksionis.
7.      Fungsi budaya organisasi
Fungsi budaya organisasi menunjukkan peran atau kegunaan dari budaya organisasi. Fungsi budaya organisasi menurut Robert Kreitner (2001:73) adalah:
a.    Memberi anggota identitas organisasional, menjadikan perusahaan diakui sebagai perusahaan yang inovatif dengan mengembangkan produik baru. Identitas oprganisasi menunjukan ciri khas yang membedakan dengan organisasi lainnya yang mempunyai sifat khas yang berbeda.
b.    Memfasilitasi komitmen kolektif, perusahaan mampu membuat pekerjanya bangga menjadi bagian daripadanya.
c.     Anggota organisasi mempunyai komitmen bersama tentang norma-norma dalam organisasi yang harus diikuti dan tujuan bersama yang harus dicapai.
d.     Meningkatkan stabilitas sistem sosial sehingga mencerminkan bahwa lingkungan kerja dirasakan positif
Fungsi budaya organisasi menunjukkan peranan atau kegunaan dari budaya organisasi. Berikut adalah fungsi dari budaya organisasi:
a.     Memberi anggota identitas organisasional, menjadikan perusahaan diakui sebagai perusaahan   yang inovatif dengan mengembangkan produk baru.
b.        Memfasilitasi kemitmen kolektif, perusahaan mampu membuat pekerjaannya daripadanya.
c.       Meningkatkan stabilitas sistem sosial sehingga mencerminkan bahwa lingkungan kerja dirasakan positif dan diperkuat, konflik dan perubahan dapat dikelola secara efektif.
d.   Membentuk perilaku dengan membantu anggota menyadari atas lingkungannya. Budaya organisasi dapat menjadi alat untuk membuat orang berfikir sehat dan masuk akal.

B.   Kesamaan dan Perbedaan Budaya Organisasi
Diantara budaya organisasi menunjukkan adanya kesamaan dakam sifat-sifatnya, namun disisi lain juga menampakkan adanya perbedaan-perbedaan diantaranya.

Kesamaan
Pembentukkan budaya memungkinkan makhluk hidup menyesuaikan pada lingkungan karen amemperoleh atribut budaya seperti bahsa dan organisasi kelompok. Meskipun budaya individu sering berbeda karena perbedaan iklim dan geografis, semua budaya mempunyai prinsip yang sama.

Perbedaan
Variasi budaya dapat menyebabkan perbenturan budaya dari : Kepribadian, metode, perilaku, sikap, dan gaya manajemen. Ketika budaya yang berbeda berinteraksi terutama bilamana orang hidup dan bekerja bersama, saling pengertian dan toleransi perbedaan budaya adalah penting untuk harmoni budaya. Namun, harmoni budaya memerlukan saling pengertian, toleransi, dan fleksibilitas.
Variasi budaya merupakan model untuk mengembangkan gaya budaya baru. Dimensi yang membuat budaya bervariasi adalah management style, bias, values, individualism, change, constituency, identity, strategy.
1.      Mengembangkan budaya organisasi
Antara budaya organisasi dengan sumber daya manusia terdapat hubungan yang bersifat saling mempengaruhi. Budaya organisasi dibentuk oleh pendiri dan pemimpin organisasi dan pada gilirannya budaya organisai akan mempengaruhi sumber daya manusia yang masuk kedalamnya, namun tidak tertutup kemungkinan masuknya sumber daya manusia baru dapat mempengaruhi perubahan budaya organisasi.
Budaya organisasi tidak bersifat statis, seperti halnya manusia budaya organisasi yang lebih dewasa yang lebih dewasa akan lebih mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.

C.   Budaya Organisasi dan Dampaknya
Budaya  organisasi melibatkan ekspektasi, nilai, dan sikap bersama, hal tersebut memberikan pengaruh pada individu, kelompok, dan proses organisasi. Sebagai contoh, anggota di arahkan untuk menjadi warga negara  yang baik dan saling akur. Oleh karena itu, jika budaya pelayanan konsumen berkualitas di nilai penting, individu di harapkan untuk menerapkan perilaku ini. Oleh karena itu, jika merujuk pada suatu rangkaian prosedur  yang spesifik dalam berhadapan dengan konsumen merupakan norma yang di terima, maka jenis perilaku ini akan diharapkan, diakui, dan diberi penghargaan. Membedakan budaya yang kuat dengan budaya  yang  lemah sering kali berguna. Budaya  yang kuat di cirikan oleh adanya karyawan yang memiliki nilai inti bersama. Semakin banyak karyawan yang berbagi dan menerima nilai inti, semakin kuat budaya, dan semakin besar pengaruh nya terhadap perilaku. Organisasi keagamaan, sekte, dan beberapa perusahaan jepang, seperti toyota, merupakan contoh organisasi yang  memiliki budaya yang kuat dan berpengaruh.
1.      Mempengaruhi perubahan budaya
Perubahan skala besar dalam sebuah organisasi biasanya membutuhkan suatu perubahan dalam budaya organisasi dan juga pengaruh langsung atas masing-masing bawahan. Dengan mengubah budaya sebuah organisasi, manajemen puncak secara tidak langsung dapat mempengaruhi motivasi dan perilaku dari para anggota organisasi.
a.       Cara-cara utama untuk budaya mempengaruhi
Para pemimpin dapat mempengaruhi budaya sebuah organisasi dalam beragam cara Menurut Scheim (1992), lima mekanisme utama menawarkan potensi besar untuk di tanam kan dan menguatkan aspek budaya
·    Perhatian. Para pemimpin menyampaikan prioritas, nilai dan perhatian mereka dengan pilihan mereka akan hal-hal yang di tanyakan, diukur, diberikan komentar, dipuji dan di kecam
·        Reaksi terhadap krisis. Karena emosi yang mengelilingi krisis, respon seorang pemimpin terhadap nya dapat mengirimkan sebuah pesan yang kuat tentang nilai dan asumsi.
·        Pembuatan model peran. Para pemimpin dapat memanfaat kan nilai dan harapan dengan tindakan mereka sendiri khusunya tindakan yang memperlihatkan kesetiaan, pengorbanan diri dan pelayanan di luar panggilan tugas.
·         Alokasi penghargaan. Kriteria yang di gunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan penghargaan memberikan tanda apa  yang dihargai oleh organisasi.
·     Kriteria untuk seleksi dan pemberhentian. Para pemimpin dapat mempengaruhi budaya dengan pilihan mereka akan kriteria untuk perekrutan, seleksi, mempromosi kan dan memberhentikan orang.

b.      Pengaruh gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap komitmen
Keberhasilan seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang dimiliki akan menunjang terbentuknya suatu gaya kepemimpinan yang efektif keputusan yamg diambil oleh seorang pemimpin membawa pengaruh besar terhadap kelangsungan kegiatan dan perkembangan perusahaan budaya yang kuat merupakan landasan kinerja suatu organisasi.
Jika terdapat budaya yang tidak kondusif dalam suatu organisasi maka mungkin dapat mempengaruhi karyawan dalam melakukan aktifitasnya dan secara langsung mempengaruhi kinerja masing-masing karyawan hasil uji ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh terhadap gaya kepemimpinan terhadap komitmen organisasi mengetahui besarnya komitmen pengaruh budaya organisasi secara simultan terhadap komitmen organisasi perusahaan atau lembaga yang digunakan adalah data primer yaitu yang dikumpulkan melalui wawancara,kuesioner dan studi perpustakaan yang diambil dalam suatu perusahaan ataupun organisasi sampel yang diambil adalah karyawan perusahaan berdasarkan hasil penelitian yang terkumpul dianalisa secara kualitatif mengenai pendapat responden kemudian digunakan analisa kuantitatif dengan menggunakan metode statistika.
Dalam hal tersebut ada juga yang disebutkan dengan hubungan antara kepemimpinan dengan budaya organisasi jadi antara kedua tersebut memiliki hubungan yang erat kepemimpianan dan budaya organisasi merupakan fenomena yang sangat bergantung, sebab setiap aspek dari kepemimpinan akhirnya membentuk budaya organisasi apabila kita memasuki kantor atau organisasi lainnya yang memiliki pemimpin berbeda hal ini terjadi pada suatu organisasi yaitu seperti etos kerja karyawan, tem work, kesejukan, ketenangan, sikap, dll. Yang semuanya tergambarkan budaya yang ada dalam organisasi tersebut.
Budaya diciptakan oleh pemimpin dan pemimpin-pemipin diciptakannya dari budaya-budaya bila perilaku bawahan sesuai dengan program yang telah digariskan yang sesuai program dengan nilai yang diperoleh nya adalah tinggi sebaliknya bila perilaku individu dalam organisasi jauh dari kebenaran sebagaimana yang dituangkan dalam program kerja oleh pemimpin maka dsitulah rendah dengan nilai dan dengan demikian budaya yang diciptakan oleh pemimpinnya.

D.    PERILAKU ORGANISASI
Memahami perilaku orang dalam organisasi kini dianggap penting karena perhatian manajemen seperti produktivitas karyawan, kualitas kehidupan kerja, tekanan pekerjaan, dan kemajuan karir terus menjadi berita utama,Pandangan multidisiplin dari perilaku organisasi mengilustrasikan sejumlah poin penting. Pertama, perilaku organisasi merupakan suatu cara berpikir. Perilaku dipandang beroperasi pada tingkat individu, kelompok, dan organisasi. Pendekatan ini menyarankan bahwa ketika kita mempelajari perilaku organisasi, kita harus mengidentifikasikan dengan jelas tingkat analisis yang digunakan (individu, kelompok, atau organisasi. Kedua, perilaku organisasi adalah multidisiplin. Ini berarti bahwa ilmu ini menggunakan prinsip, model, teori, dan metode dari berbagai disiplin yang lain. Ketiga, terdapat orientasi humanistik yang tampak jelas dalam perilaku organisasi. Orang dan sikap, persepsi, kapasitas pembelajaran, perasaan, dan tujuan mereka merupakan hal yang penting bagi organisasi. Keempat, bidang perilaku organisasi berorientasi pada kinerja. Kelima, karena bidang perilaku organisasi sangat bergantung pada disiplin yang diakui, peran metode ilmiah dalam mempelajari variabel dan hubungan dianggap penting.
Karena metode ilmiah digunakan dalam penelitian mengenai perilaku organisasi, serangkaian prinsip dan petunjuk mengenai apa yang membentuk penelitian yang baik telah muncul. Keenam, bidang perilaku organisasi memiliki orientasi penerapan yang jelas, bidang ini berkaitan dengan pencarian akan jawaban yang berguna bagi pertanyaan yang muncul dalam konteks pengelolaan organisasi.
1.      Pengertian Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi memiliki beberapa pengertian antara lain: 
a.       Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. 
b.    Menurut Larry L Cummings bahwa perilaku organisasi adalah suatu cara berpikir, suatu cara untuk memahami persoalan-persoalan dan menjelaskan secara nyata hasil-hasil penemuan berikut tindakan-tindakan pemecahan. 
c.    Menurut Joe Kelly bahwa perilaku organisasi dapat dirumuskan sebagai suatu sistem studi dari sifat organisasi, seperti misalnya: bagaimana organisasi dimulai, tumbuh dan berkembang, dan bagaimana pengaruhnya terhadap anggota-anggota sebagai individu, kelompok-kelompok pemilih, organisasi-organisasi lainnya dan institusi-institusi yang lebih besar
Serentetan definisi tentang perilaku organisasi selalu titik awal pemberangkatannya dimulai dari perilaku manusia dan atau lebih banyak menekankan pada aspek-aspek psikologi dari tingkah laku individu.Hal-hal lain yang kiranya bisa dipertimbangkan, seperti yang dijelaskan oleh Duncan, antara lain: 
·    Studi perilaku organisasi termasuk di dalamnya bagian-bagian yang relevan dari semua ilmu tingkah laku yang berusaha menjelaskan tindakan-tindakan manusia di dalam organisasi. 
·  Perilaku organisasi sebagaimana suatu disiplin mengenal bahwa individu dipengaruhi oleh bagaimana pekerjaan diatur dan siapa yang bertanggung jawab untuk pelaksanaannya. 
·         Walaupun dikenal adanya keunikan pada individu, namun perilaku organisasi masih memusatkan pada kebutuhan manajer untuk menjamin bahwa keseluruhan pekerjaan bisa dijalankan. 
Larry L Cummings memberikan suatu analisis perbedaan antara perilaku organisasi dengan disiplin lain yang erat hubungannya dengan ilmu perilaku. Menurut Cummings perbedaan yang dimaksud adalah sebagai berikut : 
·      Perbedaan antara perilaku organisasi dengan psikologi organisasi, antara lain : psikologi organisasi membatasi konstruksi penjelasannya pada tingkat psikologi saja, akan tetapi perilaku organisasi konstruksi penjelasannya berasal dari multi disiplin. Kesamaan keduanya adalah kedua bidang tersebut menjelaskan perilaku orang-orang di dalam suatu organisasi.
·   Perbedaan antara perilaku organisasi dengan teori organisasi didasarkan pada dua perbedaan antaranya unit analisisnya dan pusat variabel tak bebas. Perilaku organisasi dirumuskan sebagai suatu studi dari tingkah laku individu dan kelompok di dalam suatu organisasi dan penerapan dari ilmu pengetahuan tertentu. Teori organisasi adalah studi tentang susunan, proses, dan hasil-hasil dari organisasi itu sendiri. 
·   Perbedaan antara perilaku organisasi dengan personnel dan Human Resources adalah bahwa perilaku organisasi lebih menekankan pada orientasi konsep , sedangkan personnel dan human resources menekankan pada teknik dan teknologi.
Perilaku organisasi dapat dipahami lewat suatu penelaahan dari bagaimana organisasi itu dimulai, tumbuh, dan berkembang, dan bagaimana pula suatu struktur, proses, dan nilai dari suatu sistem tumbuh bersama-sama yang memungkinkan mereka dipelajari dan disesuaikan pada lingkungan. 
2.      Tujuan Perilaku Organisasi 
Tujuan dari perilaku organisasi adalah untuk membantu menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan perilaku manusia. 

a.       Penjelasan
Ketika kita mencari jawaban dari mengapa seseorang atau sekelompok orang melakukan sesuatu, kita sebenarnya sedang mencari penjelasan mengenai tujuannya. Dari sudut pandang manajemen, tujuan ini dipandang kurang begitu penting dibandingkan dengan dua sasaran lainnya, karena sasaran tersebut terjadi setelah adanya fakta. Namun, jika kita ingin memahami sebuah fenomena, kita harus memulai dengan mencoba menjelaskannya. Selanjutnya, kita dapat menggunakan pemahaman ini untuk menentukan penyebabnya. 
b.      Prediksi
Tujuan dari melakukan prediksi adalah untuk memfokuskan diri pada kejadian di masa mendatang. Prediksi berusaha menentukan hasil apa yang akan didapatkan dari suatu tindakan tertentu. Seorang manajer sebuah dari pabrik kecil yang berusaha memperkirakan bagaimana reaksi para karyawan terhadap pemasangan peralatan robot baru, telah melakukan prediksi. Berdasarkan ilmu perilaku organisasi, manajer tersebut dapat meramalkan reaksi perilaku terhadap perubahan. Tentu saja terdapat berbagai cara untuk mengimplementasikan perubahan besar tersebut. Jadi manajer dapat memperkirakan tanggapan para karyawan terhadap beberapa intervensi perubahan. Dengan cara ini manajer dapat mengantisipasi pendekatan mana yang akan menghasilkan tingkat resistensi karyawan yang paling rendah dan menggunakan informasi ini dalam pengambilan. 
c.       Pengendalian
Tujuan perilaku organisasi adalah menggunakan ilmu perilaku organisasi untuk mengendalikan perilaku untuk meningkatkan efektivitas pekerjaan mereka. 








Kesimpulan
Jadi rangkuman dari semua hal yang mengenai pengaruh budaya organisasi yaitu bagaimana perilaku dan watak pemimpin tidak tercampurnya dengan budaya asing atau luar sehingga tidak menjadikan perilaku pemimpin yang tidak berkompeten dan merugikan perusahaan atau organisasi lainnya.
Budaya sangat berpengaruh sekali terhadap perilaku dalam sebuah organisasi. Karena budaya organisasi melibatkan ekspektasi, nilai, dan sikap bersama yang dapat memberikan pengaruh pada individu, kelompok, dan proses organisasi. Budaya organisasi juga sebagai perspektif untuk memahami perilaku individu dan kelompok dalam suatu organisasi

Saran
Dalam pembelajaran perilaku organisasi yang berpengaruh dalam budaya organisasi maka dari itu dalam gaya cara kepemimpinan harus memulai dengan cara membaur kepada bawahannya, aktif dalam sebagai mediator yang disebut pembicara yang baik dan efektif













Daftar Pustaka
Yukl, Gary. 2009. Kepemimpinan Dalam Organisasi. New York: P tindeks
Wibowo. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: Ptraja Grafindo Persada
Konopaske, Robert. 2006. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta: Erlangga

Pudjosumedi. 2010. Organisasi dan Kepemimpinan. Jakarta: Uhamka Press

0 comments:

Post a Comment